Sabtu, 30 Januari 2016

Makna Nama Orang Bali

Asal Usul Dan Makna Nama Orang Bali

gambar makan nama orang bali
gambar makan nama orang bali

            Selain keindahannya Bali juga memiliki banyak tradisi dan budaya,sebagian besar tradisi di bali merupakan alkulturasi antara budaya lokal yang asli dengan tradisi agama hindu, serta kepercayaan-kepercayaan lainnya. Dan juga dalam penamaanya memiliki makna tertentu, nama depan orang bali pun sangat unik, wayan, made, nyoman, dan ketut nama-nama yang sudah tidak asing jika berada di Bali yang juga sudah menjadi cirri khas identitas orang bali. Sebagian orang yang pertama kali datang ke Bali pastinya bingung pada nama orang bali, karena ada ratusan, mungkin ribuan wayan, made, nyoman, ketut, gde, komang, putu, kadek, dan nengah di bali. Nama-nama tersebut bukan deberikan begitu saja, mereka semua punya arti nama depan orang Bali.

            Menurut sejarahnya dari pakar linguistik dari Fakultas Sastra, Universitas Udayana, Prof. Dr. I Wayan Jendra, S.U. (63), nama depan itu ditemukan muncul pada abad ke-14 yang dipakai oleh raja Gelgel saat itu bergelar Dalem Ketut Kresna Kepakisan yang kemudian dilanjutkan putranya, Dalem Ketut Ngulesir. Dalem Ketut Kresna Kepakisan merupakan putra keempat dari Sri Kresna Kepakisan yang dinobatkan mahapatih Majapahit, Gajah Mada, sebagai penguasa perpanjangan tangan Majapahit di Bali.

            Nama depan orang Bali bisa membedakan antara laki-laki dan perempuan, ini bisa dibedakan dengan huruf awalan yang diawali dengan I untuk pria, dan Ni bagi perempuan. Sebagai contoh: I Wayan Merta  (dia anak laki-laki karena ada kata “I” di depan Wayan), Ni Wayan Sumiarti (dia adalah perempuan karena ada kata “Ni” di depan Wayan).

            Selain untuk membedakan laki-laki dan perempuan nama depan orang Bali juga bisa dijadikan penanda anak keberapa dari keluarga tersebut. Jadi dari namanya kita bisa tahu alat kelaminya dan anak keberapa dari pemilik nama tersebut. Menurut “sastra kanda pat sari” nama-nama depan khas Bali itu sejatinya tidak lebih sebagai macam penanda urutan kelahiran sang anak
gambar makan nama orang bali
gambar makan nama orang bali
            Dimulai dari anak pertama yaitu  Wayan, selain nama wayan, nama depan untuk anak pertama juga kerap kali digunakan Putu, Gede atau ngurah. Dua nama ini biasanya digunakan oleh orang Bali di belahan utara dan barat, sedangkan di Bali Timur dan Selatan cenderung memilih nama Wayan. Nama Wayan datang dari kata “wayahan” artinya lebih tua, dan “Gede” berarti besar, sedangkan  kata “Putu” berarti cucu.

            Untuk Anak kedua yaitu Made diambil dari kata madya (tengah) sehingga digunakan sebagai nama depan anak kedua. Di beberapa daerah di Bali, anak kedua juga kerap diberi nama depan Nengah yang juga diambil dari kata tengah. Dan kata Kadek berasal dari kata “Adek” yang berarti adik muda.

            Dan  Anak ketiga biasanya diberikan nama depan Nyoman atau Komang yang konon diambil dari kata nyeman (lebih tawar). Khusus untuk nama Nyoman ini konon mengambil perbandingan kepada lapisan kulit pohon pisang, di mana ada bagian yang selapis sebelum kulit terluar yang rasanya cukup tawar. Komang merupakan serapan dari nyoman. Menurut pandangan hidup orang Bali, baiknya dalam  suatu keluarga mempunyai tiga orang anak saja. Sesudah mempunyai anak tiga, kita dianjurkan untuk lebih bijaksana.

            Sedangkan untuk anak terakhir anak keempat diberikan nama depan ketut  diambil dari kata kitut (pisang kecil di ujung terluar) ke-tuut (diikuti) sehingga menjadi ketut, karena anak keempat akan mengikuti saudara-saudaranya.

            Lalu, bagaimana jika sebuah keluarga memiliki lebih dari empat anak?  Untuk penamaan anak ke- lima karena nama depan hanya ada empat nama jadi anak kelima akan kembali ke penamaan anak pertama yaitu wayan, gede, atau putu. Tapi  Ada beberapa orang bali yang sengaja menambahkan kata "Balik" setelah nama depan anaknya untuk memberi tanda bahwa anak tersebut lahir setelah anak yang keempat. Contohnya: I Wayan Balik Suarsa. Jadi nama depannya adalah "I Wayan Balik" yang menandakan bahwa dia adalah anak kelima, untuk yang keenam kembali ke made atau kadek dan begitu seterusnya.

            Program dari pemerintah KB ( keluarga berencana) menyarankan untuk satu keluarga mempunyai 2 dua anak dan maksimal tiga anak, sehingga untuk nama ketut atau wayan balik sudah sangat jarang ditemukan, terutama untuk daerah perkotaan, di daerah pedesaan masih bisa ditemukan. Nama-nama yang digunakan memang dipilih berdasarkan fenomena alam yang menyertai kelahiran sang anak atau terkadang pengharapan sang orangtua terhadap anaknya kelak. Nama adalah sebutan yang digunakan untuk membedakan satu sama lain. Arti nama depan orang bali merupakan Konsep penamaan dibali sudah diatur sedemikian rupa oleh leluhur, sehingga untuk membedakan laki-laki, perumpuan, anak pertama atau kedua sangat mudah untuk dilakukan.